“Rivals can easily copy your improvements in quality and efficiency.
But they shouldn’t be able to copy your strategic positioning –
what distiguishes your company from all the rest.”

Michael A. Porter, 1996.

Rabu, November 17, 2010

Menyelaraskan CobiT dan ITIL Versi 3

thread. Pada artikel sebelumnya telah dijelaskan bahwa CobiT sebagai navigator dalam arah pengembangan tata kelola IT dalam organisasi, sementara ITIL sebagai kendaraan untuk mencapai tujuan pengembangan tersebut.

Ada organisasi yang melakukan IT Audit terlebih dahulu kemudian baru mengenal konsep ITIL. Ada organisasi yang melakukan implementasi ITIL lalu melakukan audit terhadap tata kelola IT-nya dengan standar CobiT. Namun ada pula yang telah memahami keduanya terlebih dahulu dan mencantumkannya dalam IT strategic plan organisasinya.

Memahami kebutuhan akan penyelarasan antara CobiT dan ITIL, IT Governance Institute (ITGI) dan Office of Government Commerce (OGC) melakukan joint research (riset bersama). Salah satu hasil dari riset ini adalah pemetaan antara setiap Control Objective dalam CobiT 4.1 dengan topik bahasan dalam ITIL versi 3.

Sebagai contoh, Control Objective DS1 “Service Level Management framework” berhubungan dengan ITIL versi 3 pada topik bahasan:

* SS 2.6 Functions and processes across the life cycle
* SS 4.3 Develop strategic assets
* SS 4.4 Prepare for execution
* SS 7.2 Strategy and design
* SS 7.3 Strategy and transitions
* SS 7.5 Strategy and improvement
* SD 4.2.5.1 Designing SLA frameworks
* SD 4.2.5.9 Develop contracts and relationships


Memang tidak semua Control Objective pada CobiT 4.1 terpetakan seluruhnya pada ITIL versi3. Hal ini mengingat cakupan CobiT sebagai standar IT Audit Framework lebih luas dari inti pembahasan ITIL sebagai IT Service Management Framework. CobiT juga harus mencakup prinsip-prinsip security (standar ISO17799 / ISO27000) dan quality assurance (standar ISO9000).

Dari ITIL Conformance ke ISO 20000 Compliance

thread. Sejak tahun 1996, ITIL sudah diakui oleh British Standard (BS) dan tahun 2005 (ketika BS 150000 berubah menjadi ISO 20000), International Strandard Organization (ISO) juga mengakui bahwah ITIL merupakan sebuah framework yang dapat dijadikan panduan dalam mengimplementasikan IT Service Management dan merupakan jalur untuk menuju sertifikasi BS 15000 dan ISO 20000. Kedua standard tersebut merupakan standard dalam mengukur IT Service Management Compliance.

Untuk perusahaan dan organisasi yang telah mengimplementasikan ITIL untuk pengelolaan teknologi informasinya, maka langkah selanjutnya organisasi dapat mengukur tingkat kepatuhan /Compliance terhadap standard ISO 20000.

Pertanyaannya adalah mengapa ISO 20000, apakah ITIL tidak cukup? beberapa hal yang menjadi pertimbangan mengimplementasikan ISO 20000 adalah sebagai berikut:

  • ITIL tidak memberikan certificate of compliance sedangkan ISO memberikan kepada perusahaan yang memenuhi kriteria penilaian / specification melalui proses Audit;
  • ITIL bukan merupakan standard yang memberikan prescription tetapi lebih kepada merekomendasikan, oleh karena itu implementasi antara satu organisasi dengan organisasi lain dapat dipastikan terdapat perbedaan. Dengan demikian kita tidak bisa membandingkan / melakukan benchmark secara pasti;
  • dll.

Pertanyaan selanjutnya adalah kapan sebuah organisasi sudah harus melirik ISO 20000? dan ketika organisasi baru mulai mengimplementasikan IT Service Management manakah yang direkomendasikan untuk dijadikan acuan, apakah framework ITIL ataukah ISO 20000?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut tentunya dikembalikan lagi kepada organisasi itu sendiri. Berikut ini adalah bahan pertimbangan untuk pemilihan kerangka yang diacu, apakah ITIL atau ISO 20000

  • Bagi organisasi yang tidak ingin terlalu “diatur” atau ingin lebih leluasa dalam mengimplementasikan ITSM maka ITIL biasanya menjadi pilihan. Terlebih lagi apabila organisasi tersebut tidak memiliki keharusan untuk mendapatkan sertifikat dari suatu standard maka ITIL lebih dinamis;
  • Karena ITIL merupakan kumpulan best practice dan good practice maka sifatnya merupakan rekomendasi sehingga organisasi bisa mengimplementasikannya sesuai dengan kondisi lingkungan, budaya serta kemampuan teknis dan finansial masing-masing. Sedangkan ISO 20000 merupakan sebuah standard yang “mengharuskan” sebuah organisasi untuk memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan untuk menjadi compliance dengan standard tersebut;
  • Apabila sebuah organisasi kesulitan untuk “menjual” ITIL kepada manajemen, ISO 20000 bisa menjadikan solusinya karena bagi perusahaan mendapatkan certificate of compliance lebih memiliki nilai prestis dari pada ITIL;
  • Bagi vendor, supplier maupun service provider yang memberikan layanannya kepada organisasi lain atau perusahaan yang mengikuti tender/lelang, biasanya memiliki certificate of compliance dari ISO dapat memberikan competitive advantage tersendiri dari pada hanya statement bahwa mereka telah mengimplementasikan ITIL;
  • dll.

Oleh karena itu, pilihan kembali kepada organisasi tetapi yang jelas baik itu ITIL maupun ISO 20000 merupakan sebuah acuan dalam mengimplementasikan IT Service Management dan keduanya sangat erat kaitannya. Bahkan bisa dianggap bahwa ISO 20000 merupakan “mirrored” dari proses dan fungsi yang terdapat dalam ITIL versi 2.

Posisi COBIT dan ITIL

thread. Banyaknya framework, pendekatan serta guidance dalam pengelolaan Teknologi Informasi seringkali membuat praktisi terkait baik manajemen maupun staff IT menjadi bingung. Bagaimanakah posisi framework, metodologi atau guidance yang satu dengan yang lain? apakah saling melengkapi ataukah saling menggantikan? kalau saling melengkapi bagaimana cara implementasinya? sebaliknya kalau saling menggantikan dimana kelemahan dan kelebihan satu dari yang lainnya? atau bahkan hanya akal-akalan vendor atau organisasi tertentu dalam mendorong penjualan produk atau servicenya?

Pertanyaan yang sering muncul dalam diskusi, forum maupun seminar adalah perbedaan serta penggunaan ITIL dan COBIT.

Sebagaimana kita ketahui COBIT atau Control OBjective of Information and related Technology merupakan sebuah pedoman bagi pengelolaan IT termasuk input, proses, output, serta process control yang terbagi kedalam 4 obyektif dan 34 area kunci. Masing-masing obyektif tersebut adalah: Planing & Organization (PO), Acquisition & Implementation (AI), Delivery & Support (DS) dan Monitoring.

Sedangkah ITIL merupakan sebuah kerangka pengelolaan layanan IT yang terbagi kedalam proses dan fungsi (lihat penjelasan tentang apa itu ITIL dalam artikel terpisah). Dua area/modul dalam ITIL, yaitu Service Support dan Delivery kemudian menjadi CORE dalam ITIL versi 2, yang kemudian kita kenal dengan IT Service Management.

Apabila dilihat dari posisi kedua pendekatan tersebut, maka dapat kita lihat hubungan secara langsung diantara Delivery & Support (COBIT) dan ITSM. Dimana COBIT mengatur masalah obyektif yang harus dicapai oleh sebuah organisasi dalam memberikan layanan IT, sedangkan ITIL merupakan best practice cara-cara pengelolaan IT untuk mencapai obyektif organisasi. Sehingga dapat dikatakan bahwa COBIT dan ITIL merupakan dua pendekatan dalam IT Governance dan tata kelola layanan teknologi informasi yang saling melengkapi. Apabila dibedah lebih jauh, relavansi ITIL tidak hanya berhenti di area Deliveri & Support, tetapi bisa kita petakan ke area COBIT lainnya.

Bagi anda yang sudah menggunakan COBIT sebagai standar kontrol terhadap pengelolaan IT, anda dapat juga mengimplementasikan ITIL dalam upaya meningkatkan tingkat kematangan IT perusahaan anda (Maturity Level). Bagi yang belum mengimplementasikannya dapat mengkombinasikan kedua pendekatan ini karena hubungannya satu dengan yang lain adalah saling melengkapi.

Berikut ini adalah tabel dari framework COBIT dan ITIL yang saling melengkapi satu dengan lainnya

COBIT and ITIL

Memang belum seluruh area dalam COBIT ditunjang oleh setiap proses dalam ITIL versi 2, akan tetapi dengan munculnya ITIL versi 3 hal tersebut sudah terlengkapi

Proses Pola Pikir COBIT-ITIL


Permasalahan yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah untuk menentukan tingkat kematangan proses tata kelola teknologi informasi dengan menggunakan COBIT, walaupun organisasi yang sedang diukur tidak menggunakan COBIT sebagai standar tata kelola proses IT-nya.
Permasalahan lainnya adalah seberapa baik nilai tingkat kematangan proses teknologi informasi perusahaan jika diukur menggunakan COBIT.

Sebelum dilakukan pengukuran tingkat kematangan tata kelola, dilakukan pengambilan contoh proses IT dari perusahaan.-->

Setelah pengambilan contoh, dilakukan penerjemahan proses dengan menggunakan bantuan ITIL sehingga didapatkan proses IT COBIT yang tepat untuk melakukan pengukuran menggunakan model kematangan. Ketiga proses IT yang diambil adalah perencanaan dan investasi IT, pemenuhan user requirement dalam pengembangan IT, dan pengelolaan dan monitoring service level agreement.

Setelah
proses IT dapat diterjemahkan, pengukuran tingkat kematangan dilakukan dengan mencocokkan pola model kematangan proses IT COBIT hasil terjemahan. Hasil dari penelitian menunjukkan penggunaan ITIL sebagai penerjemah perantara dapat dilakukan karena ITIL mendefinisikan tujuan bisnis dari setiap proses. Tujuan bisnis ini kemudian dapat digunakan dengan mencari padanannya pada tabel tujuan bisnis yang didukung COBIT, yang telah disediakan framework COBIT sendiri.

Setelah fase penerjemahan selesai, pengukuran tingkat kematangan proses IT dapat dilakukan dengan model kematangan COBIT yang tepat. Pada penelitian ini didapatkan proses IT COBIT AI.5 sebagai representasi contoh proses IT perusahaanyang diambil. Hasil pengukuran tingkat kematangan tata kelola yang didapat adalah 4,2. yang berarti proses ini sudah terkelola dan terukur, dan mulai merintis usaha untuk memenuhi kriteria kematangan teroptimasi.

.... mencoba u mengerti tiap2 kalimat diatas.. :)

Rabu, November 10, 2010

Learning from Bill Gates & Steve Jobs - Presentation

Bill_stevethread. It's been almost two years since I wrote this post comparing the approaches to presentation by Bill Gates and Steve Jobs. Since PowerPoint 2007 has been out quite a while now I wondered if Bill Gates' visuals and delivery have improved along with the software. So I watched this entire Bill Gates presentation recently (twice). Now, I like Bill Gates a lot. He's a nice guy and he's certainly a great philanthropist. My friends at Microsoft tell me he's a pleasure to talk to one-on-one. I'm sure that's true, but mastering the large keynote presentation on stage still eludes him. His keynotes are not terrible, they are just very average and unremarkable. His style is "normal" and "typical" and his presentations are largely unmemorable as a result. Bill Gates is a remarkable man, why can't his presentations be remarkable too? Every time Bill does one of these "PowerPoint presentations" he legitimizes and validates this tedious style of presenting with slides.

I am not suggesting that Bill Gates change his presentation style (though I'd pay my own way to Redmond and work for free to help Bill with his next presentation). He's been doing it "the Microsoft way" for a long time and the world keeps on spinning. The point rather is that you and I cannot present like Bill under any circumstance. I don't care if you are pitching to investors or presenting a paper at a conference filled with stuffy, pedantic anthropologists, there is no excuse for tedium. We can still learn a lot by examining the different approaches taken by Bill and Steve.

Bill needs to be stickier
Lookingahead Remember that the Heath brothers found that sticky messages have six key attributes in common: simplicity, unexpectedness, concreteness, credibility, emotions, and stories. Bill has more credibility than you or I will ever have; he's one of the most famous people on the planet. But his presentations are usually weak in the other five areas. They are rarely simple (though the topics are not overly complex), his visuals are cluttered, he speaks in abstractions with few if any surprises and little emotion (Steve Ballmer, on the other hand, gets high marks for emotion VIDEO).

Bill & Steve redux
You may say that comparing Bill's presentations and Steve's keynotes is apples & oranges, that it's not fair to compare Bill's talk about technology trends to Steve's product introductions. If Bill were talking about the intricacies of insurance premiums and actuary tables, you may have a point. But in this May 16th presentation by Bill Gates, the Microsoft chairman is talking about "technology megatrends that will shape the future of business and society." The audience included CEOs from top technology-related companies and the thousands watching on the webcast. There is no reason that this talk about "the future" and "business" and "society" had to be a bullet-point filled snoozer. (See more presentations by Bill Gates.)

Bill's "voice" vs. Steve's "voice"
Bill1 Steve's tone, pace, and the words he chooses all come together to make his "voice" conversational and natural. Steve appears comfortable, smiles, and uses humor just the right amount. He's relaxed so the audience is relaxed. Bill appears less comfortable and his speech is more vague and filled with abstractions. Bill also uses more jargon and terms like "...rich capabilities," "rich fonts," "...working together in a rich way," "...use these tools in a rich way," and "...watching something rich like learning about an election." (See the rich transcripts of Bill's May 16th CEO Summit 2007. Watch the webcast of Bill's presentation.)

Bill's slides vs. Steve's slides
SteveBoth Steve and Bill use slides to complement their talks. Steve's visuals are a big part of his talk. The visuals are necessary not decorative. The visuals do not overpower him but they are an important component of the talk not just icing on the cake. Steve uses the slides to help him tell a story and he interacts with them in a natural way, rarely turning his back on the audience (monitors in front show the same onscreen image). Steve uses the huge backlit screen behind him in the same spirit at least that George Lucas uses his screen: to help tell a story. Lucas uses actors, visuals, and effects to convey his message, Steve uses visuals and his own words and natural presence to tell his story. In Bill's case the slides are not only of low aesthetic quality (though this may be a matter of taste) they simply do not really help Bill's narrative very much.

It's not the slides, it's the way they are used
Steve_slide But the biggest difference is not the fact that Steve's slides are simpler with fewer elements and fewer bullet points, the biggest difference is in the way they are used. If you want to appreciate the difference you have to watch both presentations (Steve, Bill). The difference is that Steve's slides flow smoothly with his talk. Bill's slides aren't really necessary; they are more of an ornament or a decoration off to the side. Bill would have been better off just pulling up a stool and sharing his ideas and then answering questions that audience members could have submitted before the talk so that Bill could select which ones he'd answer.

Bill's slides
Below are most of the slides Bill used in his CEO Summit presentation.

Picture_1_3 Picture_2_3 Picture_3_2
Picture_4 Picture_5 Picture_6
Picture_7 Picture_8 Picture_12_3
Picture_10 Picture_11 Picture15

Steve's slides
Below are just a few (Steve uses far more slides) of the slides Steve used in his August Special Event keynote on the Apple campus (watch video).

Picture_16 Picture_15 Picture_2_4
Picture_23 Picture_26 Picture_27
Picture_17 Picture_18 Picture_19_2
Picture_6_2 Picture_9_3 Picture_12_2

If your ideas matter
Bill's topic/subtopic bullet point style is very common, very bland, and rarely effective. He can get away with it, but you and I can't. I am not saying that solid presentation skills will make you successful, but do not dismiss remarkable presentation skills as something soft, fluffy, and superfluous. Why aim to be successful in spite of your presentation skills? Why not allow your presentation skills to be an advantage that helps you make a difference and spread the word about your cause? If your ideas matter, then the presentation matters, right? You don't have to use slideware for every presentation, but if you do the visuals should seem part of "the show" not something "over there" off to the side.

LogMeIn, cara mudah remote komputer

thread. Sebagian dari anda mungkin bertanya-tanya apasih maksudnya? baik, saya akan mencoba sedikit menerangkan tentang remote komputer dan layanan gratis LogMeIn.com. Remote komputer bisa diartikan mengendalikan komputer dari tempat terpisah dengan menggunakan jaringan LAN mauoun internet. Dengan melakukan remote, maka remoter akan bisa mengendalikan komputer target dari manapun dia berada.
Masalahnya, jika remote dilakukan dengan media internet, target komputer harus memiliki sebuah IP publik statik yang tidak berubah-ubah dan tidak share dengan komputer lain. Selain itu, komputer target harus konek secara langsung dengan internet. Namun, ada cara sangat sederhana yang bisa di lakukan tanpa bingung-bingung melakukkan pengaturan. Caranya adalah dengan menggunakan layanan gratis dari LogMeIn.com. Dengan layanan ini, kita hanya tinggal login dan secara langsung kita bisa meremote komputer target dengan menggunakan browser kita.

Berikut adalah langkah-langkah yang harus anda lakukan untuk menggunakan layanan LogMeIn.com :

1. Pertama, anda terlebih dahulu mendaftar untuk mendapatkan account di LogMeIn.com setelah sukses mendaftar dan telah mengaktifkan account anda, silahkan login dengan menggunakan komputer yang akan menjadi target remote dan masuk ke bagian My Computers.

2. Klik pada link add komputer. Sistem akan membawa anda kesebuah halaman dimana anda harus mendownload software client. Silahkan download sofwarenya dan simpan pada direktori anda karena ini bisa di guanakan untuk menginstallnya di komputer lain.>/p>

3. Jalankan software yang anda download tadi dan lakukan instalasi hingga selesai dan anda di tanya tentang informasi account anda di LogMeIn.com. Masukkan sesuai accounnt anda lengkap dengan password serta kode verifikasi komputer dan klik finish .

4. Jika komputer berhasil tersambung dengan server LogMeIn, maka icon LogMeIn pada try icon, akan menunjukkan tulisan LogMeIn – Enabled and Online. namun jika gagal, maka akan muncul tulisan LogMeIn – Enabled but offline (silahkan periksa kembali koneksi internet anda atau account settingnya).

5. Jika komputer sudah tersambung dengan server LogMeIn, maka anda sudah bisa melakukan remote menggunakan account yang sudah anda isikan tadi dari manapun anda berada di seluruh dunia. Caranya, anda tinggal buka browser dan arahkan ke alamat www.LogMeIn.com kemudian login.

6. setelah berhasil login, masuk pada halaman My Computers, dan anda akan melihat nama komputer anda yang bisa anda remote, jika komputer anda tidak tersambung akan ada keterangan offline di belakang daftar komputer anda. klik link pada nama komputer anda dan sistem akan membawa anda kehalaman remote tetapi sebelumnya anda akan di minta mengisi kode verifikasi komputer yang sudah anda isikan, jika tidak anda akan diminta memasukkan username dan password log on windows komputer target. Ini untuk memastikan bahwa anda benar-banar pemilik komputer tersebut.

mycomlogmein

connectlogmein

accesslogmein

connectedlogmein

remotedlogmein

7. Setelah sukses, silahkan klik Remote This Computer dan anda akan di suguhkan halaman desktop komputer target dalam halaman browser anda. Sampai disini, anda sudah bisa mengendalikan komputer anda dari jarak ribuan kilo, melintas gunung maupun menyeberangi lautan dan samudera sekalipun :D . Tanpa batas, anda bisa melakukan apapun seperti layaknya anda berada di depan komputer tersebut secara langsung tanpa anda harus memiliki ip publik.

Selamat mencoba dan semoga bermanfaat.

Minggu, November 07, 2010

Tips Cara Mengatasi Error 619 Indosat M2

thread .
Bagi anda pemain lama di koneksi internet Indosat M2, mungkin pesan error apapun bukan masalah yang besar. Tapi buat kita yang masih pemula pemakai indosat M2 apapun paketnya, saat terjadi kesalahan hingga mendapati pesan error pasti akan membuat pusing nggak ada obatnya. Mau gemana biar bisa connect lagi? Telepon customer service sibuk terus. Nah, mungkin artikel singkat berikut ini dapat membantu permasalahan koneksi error yang terjadi pada kartu indosat M2 anda.

O iya, pesan error yang dimaksud disini adalah seperti di bawah ini:

Error 619 - A connection to the remote computer could not be established, so the port used for this connection was closed.

Langsung saja ke tips mengatasi koneksi error 619 indosat m2. (Nb: tips ini adalah pengalaman pribadi, mungkin bisa gagal di kasus lain)

  1. Lepas semua kabel dan modem serta kartu IM2 dari port komputer.

  2. Uninstall program driver modem IM2.

  3. Restart komputer anda (jangan komputer orang lain yang di-restart, hege).

  4. Pasang kembali modem,dkk. Otomatis, instal program driver modem IM2 (biasanya namanya Access Manager).

  5. Setting sesuai petunjuk yang anda dapatkan saat pertama pengaktifan perdana indosat M2.
    Seperti username, password, APN dan lainnya.

  6. Setelah anda yakin kalau semua settingan BENAR, periksa apakah ada jaringan atau tidak.

  7. Jaringan siap, koneksikan modem Indosat iM2 anda.


Selesai. Beres 'kan? Kalau gagal mungkin ada yang salah dengan APN, username atau mungkin password. Anda dapat mengunjungi indosatm2.com untuk mencoba kebenaran kombinasi username dan password IM2 anda dengan cara login. Sebagai catatan, biasanya APN yang digunakan adalah IndosatM2 (tanpa spasi)

Semoga tips singkat ini dapat membantu anda. Jika ada yang lebih maknyos silakan di-share via komentar.
Selamat berinternet ria.